Entri Populer

Sabtu, 10 September 2011

SURGA DAN NERAKA

mengapa harus berharap surga dan takut neraka? toh surga dan neraka hakekatnya sama tempat kembali kita,bedanya surga dibumbui kenikmatan dan neraka dibumbui siksaan,,,siapa kita didunia ini?kita hanya mahluk ciptaan.yang pada akhirnya musnah ntah kemana?pantaskah kita membangkang sama yang menciptakan kita?atau pantaskah kita menuntut sesuatu atas pengabdian kita?Rasanya tidak pantas bila kita beribadah karena menuntut sesuatu dari Yang Empunya Segala Sesuatudan lebih tidak pantas lagi bila kita membangkang atas segala perintah-Nyaaku tidak berbicara Firman-Nya atau hukum lainya namun pribadi manusia yang semestinya tahu diri,mengerti akan hakikat keberadaanya...aku hanya mengajak mari belajar iklas dan iklas karena Yang Empunya Kita (Allah)mari kita lakukan sesuatu kerena mengharaf ridho-Nya bukan karena takut neraka atau berharaf surga.untuk sahabat yakinlah  Allah tu Maha Pengasih dan Penyayang terhadap semua mahluknya.mari tunaikan segala ibadah  dan tetep berbakti sama orang tua. 
inilah sedikit cerita semoga dapat menggugah hati kita ntuk berbakti kepada orang tua..



Pada  suat petan seorang  tua  bersam ana mudany yan bar menamatkan pendidika tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.

Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalmenuding jarke arah gagasambil bertanya,

Nak, apakabenda itu?” Burung gagakjawasanak.
S aya mengangguk-angguk,  namun  sejurus  kemudia sekal lag mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalmenjawab dengan sedikit kuat,

Itu burungagak, Ayah!

Tetapi sejurus kemudian si ayabertanya lagi pertanyaan yang sama.

S ana meras aga kelir da sediki bingung  denga pertanyaa yan sama diulang-ulanglalmenjawab dengalebih kuat,

BURUNGAGAK!! Sayaterdiam seketika.

Namun  tidak  lama kemudian  sekali  lagi  sang  ayah  mengajukan  pertanyaa yang serupa hingg membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah,

It gagak,  Ayah.”  Tetapi  aga mengejutka s anak,  karen si  aya sekal lagmembuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar damenjadi marah.

Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut da saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan????

Itu burung gagak, burungagak, Ayah….., kata sanak denganada yang begitmarah.

Si   ayah   lalu   bangun   menuju   ke   dalam   rumah   meninggalkan   si   anak   yang kebingungan.
Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masigeram dan bertanya-tanyaDiperlihatkannya sebuah diary lama.

Coba kau baca apa yang pernaAyatulis di dalam diary ini,” pinta si Ayah.

Sanak setuju damembaca paragraf yang berikut.

“Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gaga hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya,

Ayah, apa itu?” Daaku menjawab, Burung gagak.
Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demrasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untumemenuhi perasaaingitahunya.

“Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.” Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu. SAyah dengan perlahan bersuara,

“Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan katelah hilang kesabaran serta marah.

Lal si  ana seketika  it jug menangi da bersimpuh  di  kedua  kaki  ayahnymemohon ampun ataapa ytelaia perbuat.




PESAN:
Jagalah  hati  daperasaan kedua orang     tuamu,      hormatilah      mereka. Sayangilah                   mereka      sebagaimana     mereka     menyayangimu     di     waktu     kecilKit sudah banyak mempelajari tuntunan Islam apalagi berkenaan dengan berbaktkepada kedua orangtua.Tapi berapa banyak yang sudah dimengerti oleh kita apalagi diamalkan???
Ingat! ingat! Banyak ilmu bukanlah kuncmasuk syurganya Allah